The Year of

The Year of NEW OPPORTUNITIES 2014.....The Year of NEW OPPORTUNITIES 2014.....The Year of NEW OPPORTUNITIES 2014

The Attitude In Generosity

The Attitude In Generosity

I Tawarikh 29 : 1-9 , 26-30
Ada dua raja yang lamanya memerintah sama dengan raja Daud, yang pertama adalah raja Saul, kedua adalah raja Daud sendiri, dan yang ketiga adalah raja Salomo. Mereka memerintah selama empat puluh tahun lamanya.
Tetapi ada perbedaan cara memerintah dari ke tiga raja itu.
Kisah Rasul 13 : 22
Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud Allah telah menyatakan : Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku. Ada perbedaan antara Daud dan Salomo, karena yang bisa menyelesaikan pembangunan bait Allah adalah Salomo. Tetapi jika kita berbicara tentang Saul, dia memerintah selama empat puluh tahun, tetapi selama empat puluh tahun pemerintahannya, Saul tidak pernah memakai kehidupannya untuk menyenangkan hati Tuhan. Saul dalam masa pemerintahannya selalu berbuat untuk menyenangkan dirinya sendiri, sekalipun Saul pernah memberi dalam jumlah yang besar kepada Tuhan. Jangan pernah kita berpikir, jika kita memberi dalam jumlah yang besar maka itu sudah menyenangkan hati Tuhan. Biarlah kita menyadari bahwa hidup kita itu harus menyenangkan hati Tuhan. Kalau hidup kita menyenangkan hati Tuhan, masa depan kita pasti dijamin oleh Tuhan karena kehidupan kita ada di tangan-Nya. Selama pemerintahan Salomo selama empat puluh tahun, dua puluh enam tahun dipakai untuk membangun istananya sendiri, dan dua belas tahun digunakan untuk membangun bait Allah. Kita belum pernah melihat sampai sekarang ada bangunan bait Allah atau bangunan gereja yang dibangun seindah dan semewah yang dibangun Salomo pada waktu itu. Tetapi Daud dalam masa pemerintahannya selama empat puluh tahun, Daud tidak pernah seharipun memerintah untuk kepentingan dan kesenangan dirinya sendiri. Apa yang dialami oleh Salomo itu adalah warisan dari Daud.
Akhir dari hidup Daud itu menyenangkan.
I Tawarikh 29 : 28, Kemudian matilah ia pada waktu telah putih rambutnya, lanjut umurnya, penuh kekayaan dan kemuliaan, kemudian naik rajalah Salomo, anaknya, menggantikan dia. Daud menyiapkan warisan bagi Salomo. Mengapa Tuhan berkata : “Aku telah mendapatkan Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku…, karena sepanjang empat puluh tahun dalam masa pemerintahannya Daud tidak pernah mencuri kehidupannya, kemuliannya, untuk kepentingan dirinya sendiri. Daud itu memberi, I Tawarikh 29 : 3b-4, …aku dengan ini memberikan kepada rumah Allahku dari emas dan perak kepunyaanku sendiri, tiga ribu talenta emas dari emas Ofir dan tujuh ribu talenta perak murni untuk menyalut dinding ruangan. Daud memberi secara pribadi untuk pembangunan rumah Tuhan, karena bangsa Israel melihat sikap Daud, mereka juga ikut memberi untuk pembangunan itu.
I Tawarikh 29 : 7, Mereka menyerahkan untuk ibadah di rumah Allah lima ribu talenta emas dan sepuluh ribu dirham, sepuluh ribu talenta perak dan delapan belas ribu talenta tembaga serta seratus ribu talenta besi. Kita dapat melihat bahwa Daud sebagai pemimpin tidak hanya bisa berbicara tanpa perbuatan, Daud melakukan suatu perbuatan yaitu memberi harta bendanya untuk pembangunan rumah Tuhan.
Kita dapat belajar dari Daud tentang hal “memberi”. Bagaimana sikap Daud pada saat dia “memberi” …?
  1. Daud memberi dalam keadaan susah.
    I Tawarikh 29 : 2a
    Dengan segenap kemampuan aku telah mengadakan persediaan untuk rumah Allahku…
    Mungkin kita berpikir bahwa Daud itu memberi dalam keadaan yang berkelimpahan. Kita dapat melakukannya dengan sangat mudah jika kita memberi pada saat kita dalam keadaan yang berlimpah-limpah. Tetapi bagaimana dengan keadaan Daud pada saat dia memberi kepada Tuhan ? I Tawarikh 22 : 14, Sesungguhnya, sekalipun dalam kesusahan, aku telah menyediakan untuk rumah TUHAN itu seratus ribu talenta emas dan sejuta talenta perak dan sangat banyak tembaga dan besi, sehingga beratnya tidak tertimbang, juga aku telah menyediakan kayu dan batu…
    Daud memberi untuk pembangunan rumah Tuhan itu, pada saat Daud di dalam keadaan susah. Banyak orang berfokus kepada dirinya sendiri. Tetapi firman Tuhan mengajarkan kepada kita, jika kita mau mengalami berkat-berkat Tuhan, kita harus berani untuk “memberi” kepada Tuhan pada saat kita di dalam keadaan susah. Pusatkan seluruh kehidupan kita hanya kepada Tuhan, maka kita akan melihat berkat-berkat Tuhan akan turun di dalam kehidupan kita.
  2. Daud memberi karena cinta.
    I Tawarikh 29 : 3a
    Lagipula oleh karena cintaku kepada rumah Allahku…
    Cinta itu dapat diekspresikan dengan cara “memberi”, Daud memberi karena Daud memiliki rasa cinta. Sebagai contoh, ketika Yesus melakukan perjalanan DIA tidak suka tinggal di Yerusalem,Yesus lebih suka tinggal di Betania. Betania adalah sebuah desa dan jaraknya empat mil dari Yerusalem. Yesus tinggal di Betania bukan karena keadaan rumahnya, tetapi keluarga yang tinggal di situ ( Maria, Marta, dan Lazarus ) adalah keluarga yang mencintai Yesus. Alkitab berkata, …karena cintaku kepada rumah Allahku…Pada waktu pemerintahannya, Daud tidak memunyai bait Allah satupun.
    Tetapi Daud melihat jauh ke depan, dia tidak melihat keadaan pada saat itu. Jika kita “memberi”, jangan pernah melihat keadaan kita sekarang atau hari ini. Tetapi ketika kita “memberi” kita harus “memberi karena cinta”. dan percayalah, Tuhan sudah mempersiapkan perkara-perkara dan berkat-berkat-Nya yang besar untuk setiap kita.
  3. Daud memberi dengan ketulusan hati.
    I Tawarikh 29 : 17
    Aku tahu, ya Allahku, bahwa Engkau adalah penguji hati dan berkenan kepada keikhlasan, maka aku pun mempersembahkan semuanya itu dengan sukarela dan tulus ikhlas. Dan sekarang, umat-Mu yang hadir di sini telah kulihat memberikan persembahan sukarela kepada-Mu dengan sukacita.
    Ayat di atas menjelaskan kepada kita, bahwa pada saat Daud “memberi” dia melakukannya dengan ketulusan hati. Ketika kita “memberi” kita ini diuji oleh Tuhan, kita “memberi” dengan tulus dan rela atau tidak ?
    Karena ada banyak orang yang “memberi” dengan tujuan dan maksud tertentu. Jika kita “memberi” dengan cara seperti itu, kita tidak akan menerima berkat-berkat dari Tuhan.
    Pada saat Yesus sedang duduk dan memperhatikan banyak orang yang sedang memberi persembahan, Yesus melihat ada orang yang sangat kaya dan seorang janda miskin.
    Orang kaya itu memberi persembahan yang banyak, tetapi seorang janda miskin itu hanya memberi dua peser yaitu satu duit ke dalam peti persembahan itu. Markus 12 : 41-42, Pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar. Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit. Dalam jumlah, persembahan janda miskin ini kalah dengan jumlah persembahan orang kaya itu. Markus 12 : 43, Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan.
    Yesus tidak melihat jumlah nominal yang dipersembahkan, tetapi Yesus melihat ketulusan hati dari janda miskin itu pada waktu dia memberikan persembahanya. Ada banyak orang “memberi” agar orang itu menjadi terkenal, orang itu mempunyai motifasi yang salah dalam hal “memberi”. Kita harus memiliki ketulusan hati pada saat kita “memberi”, maka kita akan melihat dan merasakan berkat-berkat Tuhan akan dilimpahkan di dalam kehidupan kita.
  4. Daud memberi disertai kesadaran.
    I Tawarikh 29 : 14
    Sebab siapakah aku ini dan siapakah bangsaku, sehingga kami mampu memberikan persembahan sukarela seperti ini? Sebab dari pada-Mulah segala-galanya dan dari tangan-Mu sendirilah persembahan yang kami berikan kepada-Mu.
    Daud sadar bahwa apa yang diberikannya itu semua datangnya dari Tuhan semata-mata.Tetapi banyak dari kita tidak menyadari akan hal ini, kita berpikir apa yang kita berikan itu berasal dari usaha dan kerja keras kita sendiri. Yang kita perlu tahu adalah, jangan pernah kita “memberi” karena keringat ( kerja dengan susah payah ), karena keringat adalah lambang kutuk di dalam Alkitab. Karena hidup kita tidak ditentukan oleh keringat tetapi ditentukan oleh berkat Tuhan. Amsal 10 : 22, Berkat TUHAN lah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya. Kalau kita hendak “memberi”, kita harus “memberi” disertai dengan kesadaran bahwa semua yang ada pada kita, apa saja yang kita miliki, semuanya itu datangnya dari Tuhan.
  5. Milikilah empat dasar dalam hal “memberi”, maka Tuhan akan berkenan dengan persembahan kita dan kita akan menerima segala berkat-berkat-Nya yang luar biasa di dalam kehidupan kita.
    Tuhan Yesus Memberkati.

    Pdt. Daniel Pingardi
    Sep 13, 2009

Tidak ada komentar: